ShoutMix chat widget

Selasa, 19 Mei 2009

Berpikir Adalah Aktivitas Mulia

Islam sebagai agama yang sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal manusia (dengan dalil aqli dan naqli-nya) dan menentramkan jiwa, menempatkan aktivitas pemikiran pada tataran yang istimewa, terlebih dalam proses pembentukan keimanan atau keyakinan seseorang.

Imam Syafi’i dalam bukunya Fikhul Akbar, menyatakan:

“Ketahuilah, kewajiban pertama bagi seorang mukallaf (muslim yang telah baligh sehingga diberi beban (taklif) hukum atas setiap perbuatannya) adalah berpikir dan mencari dalil untuk ma’rifat kepada Allah dan yang dengan itu dapat sampai kepada ma’rifat kepada hal-hal yang ghaib dari indra dan yang (ma’rifat itu) merupakan suatu keharusan. Dan hal itu merupakan suatu kewajiban dalam bidang ushuluddin (pokok-pokok agama) berdasarkan firman Allah yang berbunyi: “Lihatlah olehmu buahnya ketika berbuah.” (QS. Al An ’am: 99), dan “Ambillah sebagai pelajaran, wahai orang-orang yang mau berpikir.” (QS. Al Hasyr: 101), serta “Katakanlah, perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi.” (QS. Yunus: 101).
Saya katakan bahwa kewajiban yang pertama adalah berpikir, karena sebagian besar dari ibadah adalah bergantung dari niat, sedang yang namanya niat itu adalah suatu maksud yang ditujukan untuk beribadah terhadap Dzat yang disembah secara khusus. Maksud dalam bentuk semacam ini tidak mungkin dicapai kecuali sesudah tercapainya ma’rifat terhadap Dzat yang disembah tersebut, sedangkan ma’rifat itu sendiri tidak mungkin tercapai kecuali dengan jalan berpikir dan pembuktian. Itulah sebabnya, mengapa saya mengatakan bahwa berpikir itu merupakan kewajiban yang pertama bagi seorang mukallaf.”


Jika dalam proses keimanan saja, berpikir telah menjadi aktivitas yang istimewa dan kita – alhamdulillah telah melakukannya, maka dalam berbisnis pun dengan berpikir optimal, kita akan mendapati banyak hal yang bisa dilakukan dalam memulai, melaksanakan, mengoptimalkan bisnis kita agar penuh ‘berkat’ dan berkah. Subhanallah.


Dikutip dari buku
Menggagas Bisnis Islami, M. Ismail Yusanto & M. Karebet Widjajakusuma, Gema Insani

0 komentar: